Senin, 14 Juli 2014

Moshidora : Mempelajari Ilmu Manajemen dalam Bentuk Fiksi



                                 Judul buku            :  Moshidora
Penulis                   :  Natsumi Iwasaki
Penerjemah            :  Ellnovianty Nine dan Kanti
Tahun terbit           : Maret 2014       
Penerbit                 :  Qanita
Jumlah halaman     :  281 halaman
ISBN                     :  978-602-1637-30-2



MEMPELAJARI ILMU MANAJEMEN DALAM BENTUK FIKSI
Oleh: Zurnila Emhar Ch

Pada masa lalunya, Minami Kawashima adalah pemain bisbol yang hebat. Saat kelas lima SD, Minami pernah membawa tim bisbol sekolahnya menjadi pemenang di turnamen tingkat kota. Namun, saat dia puber dan fisiknya mulai berubah, kemampuannya mulai menurun dan terus melambat. Sampai-sampai Minami dikeluarkan dari barisan reguler timnya. Sejak itu dia membenci bisbol dan menjaga jarak dengan teman-temannya. Kecuali Yuuki Miyata. Yuuki menjadi sandaran dalam keputusasaan Minami. (hal 170)
Ketika sakit Yuuki makin parah dan harus rawat inap untuk waktu yang lama, Minami menggantikannya sebagai manajer tim bisbol SMA Hodobuko. Keinginannya membawa tim bisbol ke Koshien adalah balas budinya pada Yuuki agar lebih bersemangat, juga demi menyembuhkan penyakitnya. (hal. 171)
Membawa tim bisbol SMA Hodo ke Koshien – sebuah pertandingan bisbol SMA tingkat nasional – bukanlah hal yang mudah. Ketika menyampaikan maksudnya pada anggota tim pun, mereka hanya menyikapinya dengan rasa tak percaya. Selama ini prestasi terbaik sekolahnya hanya masuk ke putaran kelima (16 besar), itupun 20 tahun yang lalu.
Untuk mewujudkan mimpinya, Minami mencari buku panduan menjadi manajer bisbol yang berhasil. Berdasarkan saran penjaga toko, Minami membeli buku Manajemen karangan Peter F. Drucker (dikenal sebagai Bapak Ilmu Manajemen) yang paling banyak dibaca di dunia. Ternyata itu buku manajemen umum. Karena terlanjur membeli dengan harga mahal, Minami bertekad mengaplikasikan ilmu manajemen tersebut ke dalam tim bisbolnya. Baginya tim bisbol adalah sebuah organiosasi yang harus diurus manajemen.
Waktu masuk liburan musim panas, tim bisbol mengadakan perkemahan. Hal itu dimanfaatkan Minami untuk mengenali timnya. Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Info yang didapatnya hanyalah permasalahan yang terjadi antara pitcher (pelempar) Keiichiro Asano dengan pelatih mereka, Pak Makoto Kachi. Permasalahan itupun berimbas pada kekompakan tim.
Pada waktu penutupan perkemahan, Minami terlibat pembicaraan dengan Masayoshi Nikai, seorang pemain pengganti kelas dua yang sangat bodoh dalam bermain namun sangat rajin datang latihan dan membereskan peralatan. Dia seorang penggila buku-buku Drucker. Alasannya masuk tim bisbol karena ingin menjadi wirausahawan. Merujuk pada buku Manajemen, berdua mereka merumuskan definisi tim bisbol dan siapa yang menjadi “pelanggan”-nya.
Kemudian Minami meminta Yuuki untuk melakukan marketing. Satu per satu anggota tim datang menjenguk dan Yuuki mewawancarainya. Dari wawancara unik itu, Minami jadi mengerti apa yang dibutuhkan anggotanya, kelemahan mereka dan apa yang bisa diambil untuk diberdayakan dari anggotanya. Berkat proses marketing itu juga ketegangan antara Keiichiro dan Pak Kachi terselesaikan.
Untuk membantu anggota tim dalam menyerap bahasa intelek Pak Kachi, Minami menempatkan Ayano Hojo sebagai juru bicara. Sejak itu latihan bisbol pun berjalan dengan lancar. Minami menyediakan semua kebutuhan tim, dan menempatkan mereka sesuai kemampuannya masing-masing. Beragam inovasi pun dilakukannya.
Untuk menghindari kebosanan dalam latihan, Ayano bertugas membuat menu latihan yang menarik, menantang dan produktif. Anggota tim dibagi menjadi tiga. Masing-masing tim saling berlomba. Minami pun membuat grafik prestasi tiap tim dan tiap personalnya. Persaingan itu mampu meningkatkan kemampuan mereka dengan cepat.  (hal. 142)
Selain itu, tim bisbol juga bekerja sama dengan tim atletik untuk meningkatkan kemampuan lari. Latihan dengan tim judo digunakan untuk menguatkan pijakan dan membentuk panggul yang lentur bagi para pitcher. Klub Rumah Tangga selalu menyediakan makanan untuk ‘dicicipi’ anggota tim seusai latihan, Klub Orkes Tiup bertugas mengaransemen lagu penyemangat. Pada saat yang sama Ayano mulai mengumpulkan data tentang sekolah yang akan menjadi lawan dalam pertandingan menuju turnamen Koshien.
 Sampai saat itu Minami telah menjalankan tugasnya sebagai manajer selama satu tahun. Selama itu dia tidak pernah melepaskan buku Manajemen-nya. Dalam turnamen musim panas tersebut, satu per satu tim bisbol SMA lainnya berhasil ditumbangkan oleh tim bisbol SMA Hodo berkat manajemen yang dijalankannya. Rata-rata timnya menang dengan called game (permainan dihentikan wasit karena selisih nilai yang jauh). Timnya masuk ke delapan besar sebagai satu-satunya tim bisbol SMA Negeri. 
Tepat pada hari putaran final Yuuki meninggal. Minami terpuruk. Dia berkeras meninggalkan manajemen. “Tujuannya, sasarannya, nggak ada apa-apa lagi. Semua sudah nggak ada artinya. Saya melakukan manajemen hanya demi dia. Saya menjadi manajer hanya demi dia.” (hal. 250)
Tetapi, Masayoshi menahannya. “Kami telah mendengar cerita dari Yuuki,” lanjut Masayoshi. “Katanya ‘Minami sebenarnya nggak begitu suka bisbol’. Katanya ‘karena saya sakit, dia sengaja menjadi manajer. Maka, kalau terjadi apa-apa pada saya, barangkali dia akan bilang tidak mau lagi menjadi manajer.’ Katanya ‘kalau saat itu tiba, tolong tahan dia. Minami memang membenci bisbol, tapi dia adalah sosok yang dibutuhkan oleh tim bisbol.’  Katanya ‘dia adalah manajer yang tidak boleh tidak ada dalam tim bisbol kita.’ Kami semua sudah diamanahkan begitu oleh Yuuki.” (hal. 253)
Novel terbitan Qanita ini menceritakan sesuatu yang lebih dari sebuah persahabatan ataupun olahraga bisbol. Upaya pengarang memasukkan inti buku Manajemen karangan Peter Drucker boleh dibilang berhasil. Cara Minami memahami kutipan-kutipan buku tersebut memudahkan pembaca dalam  mempelajari ilmu manajemen itu sendiri.
Novel yang telah menjadi bestseller dan mengalahkan penjualan Harry Potter di Jepang tahun 2009 ini layak dibaca semua kalangan. Bahasanya yang ringan membantu pembaca dalam ‘mengatur’ tujuan hidup, ataupun dijadikan acuan untuk mengelola organisasi dan bisnis. Novel ini juga telah diadaptasi ke dalam komik manga, juga anime dan layar lebar. Sangat menarik. (Zech)***


*dimuat Koran Singgalang, 6 Juli 2014