Oleh: Zurnila Emhar Ch
Pertengahan tahun 2009 adik
laki-lakiku menamatkan pendidikan aliyahnya. Sejak lama dia berhasrat menjadi
sarjana. Ada ketakutan di mata Ibu ketika dia mengutarakan niatnya. Ibu
khawatir tidak bisa mewujudkan harapan itu, mengingat Abak dan Ibu yang sudah sakit-sakitan. Kami bukan orang berada.
Ibu berpendapat; daripada gagal
di tengah jalan mendingan cari kerja dari semula. Tapi aku dan adikku tidak
sependapat. Aku meyakini Allah akan memberikan kemudahan. Jika tidak, tidak
mungkin Dia akan menyuruh kita menuntut ilmu. Bukankah telah dikatakan; Allah
akan meninggikan orang-orang berilmu itu beberapa derajat! Maka saya meyakinkan
Ibu bahwa Allah tidak mungkin berdusta.
Setelah berhasil menaklukan kekhawatiran
Ibu, adikku mulai mengikuti bimbingan belajar untuk menembus perguruan tinggi.
Setelah mengikuti tes di Sumbar dan Riau, akhirnya terdaftar sebagai mahasiswa
IAIN Imam Bonjol, Padang, jurusan Muamalat.
Mengingat kondisi orangtua dan
adik bungsu yang masih sekolah, kami membuat kesepakatan; adikku harus bisa
mencari dana sendiri untuk menutupi kekurangan dana yang berasal dari orang tua.
Untuk itu kami bahu-membahu.
Saat itu aku tidak bisa banyak
membantu. Penghasilanku hanya Rp.800.000/bulan. Sebisa mungkin aku menyisihkan
uang untuk dikirim pada orang tua ataupun adik. Selain itu aku juga menyisihkan
sedikit demi sedikit uang agar bisa membeli laptop impianku.
Dan adikku pun melakukan
beberapa pekerjaan serabutan di luar jam kuliyahnya. Mulai dari ikut mengaduk
semen untuk proyek yang tengah dibangun tak jauh dari kampusnya, membuat mainan
kunci dari tempurung kelapa, menjual aksesoris, jilbab, dan tas sambil berteriak-teriak.
Penghasilannya dikumpulkan
untuk modal usahanya kelak, katanya.
Sekitar pertengahan kuliyah,
bersama temannya dia memberanikan diri menyewa kedai di Pasar Raya, Padang.
Beraneka aksesoris mereka jual. Terkadang juga menerima pesanan plakat.
Menjelang penyusunan skripsi
dia pindah kerja ke tempat fotokopi. “Lebih mudah mengulang pelajaran di sana
ketimbang di pasar,” katanya. Dan bulan Oktober 2013, akhirnya dia menyandang
gelar sarjana. Lulus tepat waktu dengan IPK 3,72.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar