Sabtu, 20 September 2014

Kupu-Kupu Sungai Nil : Perempuan-perempuan di Pusaran Cinta



Judul buku            :  Kupu-kupu Sungai Nil
Penulis                   :  Ani Aulia Safitri
Tahun terbit           : September 2013
Penerbit                 :  Oase Qalbu
Jumlah halaman     :  164 halaman
ISBN                     : 978-602-7645-13-4




Oleh: Zurnila Emhar Ch

 Adalah Mahika, seorang penghuni panti sosial yang tidak mempercayai adanya Tuhan. Umurnya sekitar dua puluh tahun. Dia berada di panti sejak umur sembilan tahun. Ketika itu, Mahika yang masih berseragam SD tengah menunggu orang tuanya menjemputnya, namun hingga sore orang tuanya tak pernah datang. Mahika menghabiskan malam hingga subuhnya di pinggir jalan. Di bawah derasnya hujan. Sendirian!
Sejak saat itu dia dibesarkan di panti. Peristiwa yang dialaminya telah membuatnya trauma hingga tak lagi mampu bicara. Untuk berkomunikasi, Mahika menggunakan sebuah papan tulis kecil yang selalu dibawanya.
Semula Mahika ditampung di Panti Dorothea. Ketika remaja, Mahika tinggal di Panti Al-Mubarokah. Kedua panti itu mengajarkan agama yang berbeda. Namun keduanya sama-sama tak bisa membuat Mahika mempercayai adanya Tuhan. Rasa sakit dan trauma terus membelenggunya.
Masalahnya, jika Tuhan benar-benar ada dan benar-benar adil, kenapa garis hidupku seperti ini
Sejak setahun terakhir, Mahika konseling bersama Aryo, seorang mahasiswa yang gigih memperkenalkannya pada Tuhan. Aryo kerap mengatakan kepadanya, “Karena, di posisi gentir bagaimana pun, kalo kamu punya Allah, kamu merasa nyaman,” (hal.55)
Aryo yang sebenarnya disukai dan menyukai Mahika pun dengan tegas mengatakan kepadanya, “Kasarnya begini, Mahi, aku suka kamu tapi tiba-tiba kamu hilang, aku masih bisa mencari penggantimu. Tapi kalo agamaku yang hilang, mungkin... aku lebih milih mati,” (hal.55)
Namun kegigihan Aryo tidak berbuah manis ketika itu. Mahika baru tertarik untuk mengenal Tuhan ketika Aryo telah tiada. Sejak mengenal Allah kehidupannya mulai lebih berwarna. Mahika sembuh dari traumanya dan kembali menemukan keluarganya.
Kisah bertajuk Yuhibbuka Romansa, Mahika di atas adalah salah satu cerpen dalam kumpulan cerpen berjudul Kupu-kupu Sungai Nil ini. Buku yang diterbitkan Penerbit Oase Qalbu ini memuat cerpen-cerpen pilihan hasil dari Lomba Cipta Cerpen bertema Romantika Cinta Islami 2013. Semua cerpen dalam buku ini menyajikan kisah-kisah yang indah. Tidak semua kisah cintanya berakhir bahagia, ada juga yang tragis. Seperti kisah Steve dalam cerpen Mengantarkanmu.
Steve, seorang bule Australia, diminta agar segera pulang ke Sydney oleh ibunya. Namun dia menolak. Steve ingin menikah dengan gadis Indonesia yang bisa membimbingnya untuk lebih mengenal agama. Steve seorang mualaf. Untuk memudahkan urusannya, Steve meminta bantuan pada Bagus, sahabatnya.
Bagus yang juga telah dituntut keluarganya untuk segera menikah, bersedia membantunya. Setelah mencari tahu segala informasi mengenai status Safira, Bagus pun meyakinkan Steve untuk menemui orang tua gadis itu.
Pada hari yang telah ditentukan, Bagus menemani Steve melamar Safira. Tapi apa yang terjadi? Lewat ibunya, Safira memberi jawaban. “... Untuk Steve, maaf kami menolaknya. Tapi andaikan yang mengantar juga memiliki permintaan yang sama maka Safira sudah menyiapkan kata “Ya” sebagai jawaban.” (hal.122)
Dengan begitu tertutup sudah harapan Steve bersanding dengan Safira. Di sisi lain pintu rumah Safira terbuka selebar-lebarnya untuk Bagus yang membuatnya merasa bersyukur sekaligus kurang nyaman.
Ada dua puluh cerita cinta yang sarat makna dihadirkan buku ini. Masing-masing cerita disajikan dengan menarik. Rata-rata kisah diceritakan dengan perempuan sebagai tokoh utamanya. Ada perempuan yang sedang jatuh cinta, yang mencintai diam-diam, merindukan jodoh datang menyapa, dan perempuan-perempuan yang dihadapkan pada pilihan yang sulit (baca: tidak pernah terpikirkan oleh mereka). Seperti menikah dengan suami dari saudara kembarnya yang telah meninggal.
Buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh orang-orang yang sedang terbuai dengan cinta atau gamang dengan perjalanan cintanya. Buku ini akan memandu untuk menempatkan cinta pada tempat semestinya. Penyajian buku ini pun nyaris tanpa cela.*** 

Dimuat di detakpekanbaru.com, 16 September 2014
bisa dimuat di sini  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar